Teman Sesurga
KALAM
(KAJIAN ISLAM MASJID NURUL IMAN)
Tema :
Sahabat Sesurga
Pembicara : Ust. Didik Purwodarsono
“Jika
kalian melewati Taman Surga maka berhentilah, mereka bertanya “Apakah Taman
Surga itu?” Beliau menjawab “Majelis Ilmu”. (HR.
At-Tarmidzi)
Ada empat kisah tentang
teman sesurga maupun tidak yang perlu
kita ketahui dibawah ini, yaitu:
1. Suami
istri yang sama-sama masuk surga. Yaitu para Nabi dan Rasul serta
istri-istrinya
2. Nabi
Luth dan Nabi Nuh
Dalam surah at-Tahrim Allah
berfiman yang artinya:
“Allah
membuat Isteri Nuh dan Istri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya
berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh
diantara hamba-hamba kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada suaminya
masing-masing, maka suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikitpun dari
(siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); masuklah ke dalam jahannam
bersama orang –orang yang masuk (jahannam).”(Q.S. At-Tahrim:10)
3. Keluarga
Fir’aun dan istri Fir’aun.
“Dan
Allah membuat istri Fir’aun perumpamaan
bagi orang –orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah
untukku sebuah rumah disisi-Mu dalam Firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun
dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim.” (Q.S.
At-Tahrim:11)
4. Abu
lahab dan istri, yang keduanya sama-sama masuk neraka
Dari kisah diatas kita tentu tidak ingin masuk
neraka, dan menginginkan surgaNya Allah. tetapi untuk mendapatkan surga itu
tidak mudah. Allah telah menyiapkan jalan hidup untuk kita. Dan kita harus
memilih. Ada tiga jalan hidup yang sudah Allah siapkan untuk kita, yaitu:
1. Jalan
orang-orang yang di beri nikmat
2. Jalan
orang-orang yang dilaknat
3. Jalan
orang-orang yang sesat
Dalam surah Al-Fatihah Allah
berfirman, yang artinya: “(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau
beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula
jalan) mereka yang sesat.” (Al-Fatihah:7)
Nah disana kita harus
memilih, kalau ingin selamat dan diberi nikmat tentu kita harus ikuti syariat, Orang
yang diberi nikmat oleh Allah adalah orang-orang yang tahu, mampu, cerdas
akalnya, dan mau belajar Islam dengan sungguh-sungguh berjihad, mencari ilmu di
jalan yang Allah ridhoi. Sedangkan orang yang dilaknat oleh Allah adalah orang yang
tahu, mampu, tetapi sengaja tidak mau untuk mempelajari Islam. Lalu orang yang
sesat ini adalah orang yang yakin, mantap, mengamalkan Islam, tetapi dia tidak
tahu bagaimana Ilmu Agama yang baik, dia tidak ber Islam dengan benar. Ilmu-ilmu
yang ia dapat tidak ditelaahnya terlebih dahulu. Maka dari itu jika kita
mendapatkan ilmu harus kita pahami dan sesuai dengan syari-at. Apabila melenceng
ya tinggalkan. Itu lebih baik.
Menurut orang Jawa ada
beberapa kriteria hidup orang yang diberi nikmat oleh Allah yaitu:
1. Pinter
(cerdas dalam menerima ilmu dan mengamalkannya)
2. Tegel
(Tega untuk menolak jika ilmu yang ia dapat tidak sesuai dengan syari’at)
3. Prigel
(sungguh-sungguh dan professional dalam berjihad di jalan Allah)
4. Supel
(toleransi terhadap pilihan orang lain) yaitu bagiku Agamaku dan bagimu
Agamamu. Dalam hidup beragama tentu kita harus bertoleransi agar tercipta
kedamaian maupun ketentraman. Menghargai keyakinan orang lain dan tetap kokoh
serta berpegang teguh pada keyakinan kita.
Dalam memilih jalan
kebaikan kita tidak boleh sendiri.
Allah berfirman:
“
dan pasti kami tunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (Q.S.
Annisa:68)
“Dan
barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasulnya, mereka itu akan bersama dengan
orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: nabi-nabi, para
shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang saleh. Dan mereka
itulah teman yang sebaik-baiknya. (Q.S. Annisa:69)
Sudah dijelaskan dalam
Al-Quran. Ada 4 figur manusia untuk menjadi teman sesurga. Diantara itu Allah juga telah
menyuruh kita untuk memilih. Bagaimana figur manusia yang saleh, yang dapat
menjadi teman sesurga. Bisakah kita menjadi seorang nabi, tentu tidak bisa. Bisakah
kita menjadi shiddiiqiin, adalah orang yang diberi nikmat oleh Allah. Karena
dengan sikap , pembicaraan, dan tingkah lakunya yang benar akan selalu
menuntunnya ke dalam jalan kebaikan. Sedangkan kebaikan akan mengantarnya
kesurga. Jika tidak bisa juga maka kita menjadi orang yang syuhada berjihad di
jalan Allah. Hidup mulia atau mati syahid. Dan pilihan terakhir jika tidak bisa
juga jadilah orang yang saleh.
Ada 5 tanda-tanda orang yang saleh,
yaitu:
“mereka
itu tidak sama, diantara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka
membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka sujud
sembahyang”. (Q.S. Ali-Imran: 113)
“mereka
beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf,
dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) berbagai kebajikan, mereka itu
termasuk orang-orang yang saleh.” (Q.S. Ali- Imran:114)
Itulah tanda-tanda
orang yang saleh. Dan kita harus tetap semangat dalam beribadah kepada Allah
dan mencari ilmu, agar kita termasuk dalam golongan orang yang saleh.
Keuntungan Menjadi orang yang saleh
1. Orang
yang saleh mempunyai kelompok bersama dengan orang-orang yang saleh juga. Insya
Allah bersama-sama di dunia maupun di akhirat
2. Orang
yang saleh selalu tentram dan tenang, menentramkan jiwa. Karena orang yang
saleh tidak mempunyai rasa takut dan tidak pula ada rasa sedih, karena ia
selalu yakin dengan Allah dan selalu mendekatkan dirinya dengan Allah
3. Kita
akan termotivasi, jika kita mengenal atau menjadi orang yang saleh. Karena ada
yang selalu menuntun, berjuang bersama, dan saling tolong menolong dalam
kebaikan.
4. Orang
yang saleh dapat memilih antara fujur (perbuatan buruk yang bertentangan dengan
syariat) dan Taqwa. Orang yang saleh dapat memilih antara kesenangan (nafsu)
dengan kebutuhan
Allah begitu baik
terhadap hamba-Nya. Allah memberikan pilihan kepada kita. Dan tinggal kita yang
memilih mau yang enak di dunia tapi susah di akhirat. Atau susah di dunia enak
diakhirat. Tapi orang saleh selalu aman dan tentram. Di dunia sukses dan di
akhirat sukses. Insya Allah karena Allah yang menjamin. Yang penting terus
berusaha memperbaiki diri. Jadilah orang yang saleh dan berkumpullah dengan
orang yang saleh, agar kita dapat berubah menjadi lebih baik lagi. Dan bisa
menjadi teman sesurga. Masya Allah, dan hijrah haruslah bersama-sama tidak
boleh sendiri-sendiri, karena hijrah sendiri itu berat. Untuk mencapai
Istiqomah dan menjadi orang yang saleh kita harus saling bahu membahu saling
tolong menolong dalam jalan kebaikan. Carilah teman yang salihah ya salihah. Agar
semakin hamasah dalam berhijrahnya ….
Komentar
Posting Komentar