YANG TERZALIMI
Yang Terzalimi
Pembicara; Ustadz Ranzi
Al-Indragiri dan Ustadz Oemar Mita, Lc
“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap
hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-
orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan
Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan
brtaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut
diutamakan.” (Q.S. Ali Imran:186)
“Tidak
ada musibah pun yang menimpa seseorang
kecuali dengan izin Allah, dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya
dia akan diberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah maha mengetahui segala
sesuatu.” (Q.S. At-Taghabun: 11)
Dunia ini tempatnya
ujian. Kita harus kuat menghadapi segala ujian dan cobaan, karena semua itu
adalah atas izin Allah. Allah mempunyai rencana terbaik untuk kita.
Sesungguhnya hidup ini
tidak lepas dari 4sifat yang berpasangan d ketika kita menjalani kehidupan,
yaitu:
1. Kesenangan dan kesdihan
2. pertemuan dan perpisahan
3. sehat dan sakit
4. kemudahan dan kesulitan
Maka kita tidak bisa menghindar dari semua itu. Dalam sebuah kesenangan, Allah sampingkan rasa
sedih. Agar kita tidak hanyut dalam nikmatnya saja, melainkan saat
bersedih, itulah tanda Allah rindu dengan kita. Allah tidak membuat air berada
di laut dan di sungai saja. Tapi Allah membuat air di mata kita juga, agar saat
bersedih hati kita bisa menumpahkannya, seraya berdoa mohon ampun padaNya,
memohon petunjuknya. Dengan menangis hati akan terasa lebih tenang dan lega.
Dalam
hidup tentu kita akan dipertemukan dengan ujian. Karena tidak semua mata yang
melihat kita di dunia ini senang terhadap kita.
1. Ada
ainun ridho, ainun ridho ini adalah mata yang dapat melihat kebaikan kita. Saat
ia melihat hal negatif dari diri kita, ia mencoba tidak melihatnya dan hanya fokus
terhadap kebaikan kita saja. Jika bertemu dengan ainun ridho, kita dapat saling
memuliakan dengan cara yaitu saling memberi hadiah, saling bertegur sapa, dan saling
memberi senyum.
2. Ada
ainun syukhti, ainun syukhti adalah orang yang tidak bisa melihat kebaikan kita
dan hanya melihat keburukan kita. Ia siap melihat kesulitan kita, tetapi ia
tidak siap dan senang dengan keberhasilan atau pun kebaikan kita.
Al Imam Ibnu Qayyim jauziyyah
rahimahullah berkata:
“sebagian
orang ada yang tabiatnya seperti tabiat babi, ketika ia melewati
makanan-makanan yang baik ia tidak tertarik. Namun ketika seseorang muntah maka
babi itu memakannya habis. Sifat seperti ini banyak pada manusia, ketika dia
mendengar darimu berbagai kebaikan yang berkali lipat dari keburukan, dia tidak
mengingatnya, tidak menceritakannya, dan itu semua tidak sesuai dengan
seleranya. Namun ketika dia melihat ketergelinciran atau ucapan yang keliru,
maka dia merasa mendapatkan keinginannya dan yang sesuai dengan seleranya, lalu
dia menjadikannya sebagai sebuah hidangannya dan menceritakannya kesana
kemari.”
Jadi dalam hidup ini
ada orang sadar dengan keburukan kita dan tidak sadar dengan dirinya, serta
tidak peduli dengan kebaikan orang lain .
Dizalimi orang lain
tentu menyesakkan dada dan jiwa. Bahkan kasus pembullyan pun menjadi
perbincangan hangat. Karena dampaknya yang sangat berbahaya, bahkan ada yang
sampai bunuh diri, krena tidak tahu bagaimana bersikap saat dizalimi. Namun di
dunia ini tidak ada yang selamat dari kezaliman bahkan Allah pun tidak selamat,
saat Allah memberikan kasih sayang dan nikmat yang tak ada habisnya. Justru
laut dan gunung yang dikasih sesajen. Rasul pun tidak lepas dari kezaliman.
“Ridho
manusia adalah tujuan yang tidak mungkin digapai, tidak ada jalan untuk selamat
dari omongan orang. Maka lihatlah kebaikan hatimu, peganglah dan biarkan
manusia berbicara sekendak mereka.” (H.R.
Imam Syafi’i)
Memang, orang-orang di
sekitar kita akan menjadi ujian bagi kita. Kezaliman itu ada dua, yaitu
kezaliman Agama dan kezaliman pribadi. Tentu cara menyikapinya pun akan
berbeda.
Kita sebagai seorang
beriman harus menanamkan Ghirroh, yaitu cemburu karena Allah, apabila agama
kita dilecehkan, apabila Al-Qur’an dilecehkan, apabila sunnah-sunnah rasul
dizalimi. Maka yang kita lakukan adalah menghadapi orang yang menzalimi agama Allah
dan tidak boleh diam.
Jika pribadi yang
dizalimi, maka keutamaan yang harus kita lakukan adalah mengalah dan bersabar. dari
Abu Dzar Al Ghifari radhiallahuanhu dari rasulullah shallallahualaihi wassalam
sebagaimana beliau meriwayatkan, dari Allah subhanahu wata’ala “Wahai hambaku yang mulia, sesungguhnya aku
telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan keharaman
(kezaliman itu) diantara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim.”
(H.R. Muslim).
Kezaliman juga dapat
meruntuhkan segala kebaikan. Saat kita menzalimi orang lain, kita tidak bisa hanya
memohon ampun kepada Allah. namun juga kita harus meminta maaf kepada orang
yang kita zalimi. Zalim itu adalah hutang dan harus dibayar mahal. Termasuk zalim
kepada hewan adalah dosa. Ada sebuah kisah, ada seorang wanita yang mengurung
kucingnya di kamar. Kucingnya tidak diberi makan dan ia tidak bisa mencari
makanan. Lalu kucing itu pun mati. Maka wanita itu diazab oleh Allah, masuk
neraka. Astaghfirullahul’azim. Maka kita harus berbuat baik kepada semua
ciptaan Allah, karena semuanya yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan di
hadapan-Nya. Dan terakhir kezaliman juga dapat terjadi terhadap orang tua. Tentu
jangan sampai itu terjadi, karena bila terjadi kita termasuk anak yang durhaka.
Orang yang merugi di akhirat
adalah bukan orang yang sedikit ibadah saja. Siapa yang akan bangkrut pada hari
kiamat adalah orang yang membawa amalan yang sangat besar dan sangat banyak,
tetapi dia pernah mencelah orang lain, dia pernah memukul. Dan orang-orang yang
dizaliminya itu akan menuntut keadilan kepada Allah sehingga amalan yang sangat
banyak tadi harus dibagikan kepada orang yang dizaliminya untuk menebus
kesalahan. Dan saat amalannya habis, maka dosa orang yang dizalimi akan diberikan
kepadanya. Naudzubillahiminzalik
Menzalimi orang lain
perkaranya berat, jangan dianggap remeh. Ada sebuah kisah dari seorang salaf,
bernama makhul. Ia sedang shalat dan ada orang disampingnya menangis. Terbersit
fikiran yang buruk. “riya” di dalam hatinya. Ia pun pulang. Dan saat malam hari
ia shalat tahajud, ia ingin menangis sambil mengingat dosa-dosanya. Tetapi tidak
bisa. Hari berlanjut dan ia tetap tidak bisa menangis. Barulah ia berfikir
hatinya keras karena pernah berdosa dengan manusia. Dan saat shalat kembali ia
teringat ia pernah menzalimi orang disampingnya dan berfikir riya. Lalu ia
mencari orang tersebut sampai barisan paling depan dan ia pun meminta maaf. Lalu
saat shalat tahajud kembali, akhirnya ia bisa menangis saat mengingat
dosa-dosanya.
Dari kisah diatas juga
menunjukkan begitu bahayanya saat kita menzalimi orang lain. Walau hanya
terbersit dalam hati dan hanya kata-kata kecil. Tetapi dampaknya amat
berbahaya.
Zalim itu ada tiga yaitu :
1. Syirik,
yaitu zalim yang tidak dimaafkan oleh Allah, karena tidak memiliki komitmen
akhlak dan tidak bisa mengaplikasikan ilmu
2. Zalim
kepada diri sendiri. Seperti menunda-nunda melakukan kebaikan
3. Zalim
yang tidak diridhoi Allah, yaitu zalim terhadap manusia
Sebagai manusia sadar
tidak sadar terkadang kita melakukan kezaliman tersebut. Saat melihat hilal
untuk menentukan ramadhan hanya membutuhkan 1 orang saksi, saat menentukan hari
raya idul fitri membutuhkan 2 orang saksi, namun saat permasalahan zina,
membutuhkan 4 orang saksi. Nah pertanyaannya mengapa saksi zina lebih banyak
dari yang lain? Jawabannya adalah kehormataan seorang muslim itu mahal, dan
dosa zalim kepada orang muslim besar.
siapapun yang ingin
dilapangkan hatinya, jangan membenci orang yang berilmu saat dirinya tidak
mempunyai akhlak.
Yang harus kita lakukan jika kita yang
terzalimi yaitu:
1. Kita
harus paham, itu adalah takdir Allah dan sudah ditetapkan 50.000 tahun sebelum Allah
menciptakan langit dan bumi.
2. Kadang
Allah mengirim orang yang menzalimi kita itu adalah untuk menguji kita, akan ada
kebaikan yang Allah berikan setelahnya.
3. Orang
yang terzalimi perbanyak berdoa, karena doa orang yang terzalimi sangat
mustajab. Saat kita dizalimi kita boleh membalas orang yang menzalimi kita tapi
dengan yang setimpal. Contohnya saat orang lain mengatakan kita baik, maka kita membalas
juga dengan perkataan baik “perumpamaan saja”. Namun yang paling baik adalah
memaafkan orang yang menzalimi kita.
Dunia ini adalah ujian
bagi orang yang beriman. Dan kita tidak bisa lepas dari yang namanya ujian. Yang
harus kita lakukan adalah bersabar dan bertawakkal. Yakin semua atas kehendak
Allah, tidak putus asa, dan bersedih berlarut-larut dalam menghadapi ujian. Dan
kita tidak boleh menzalimi orang lain. Karena zalim itu adalah hutang dan akan
dipertanggungjawabkan di Akhirat nanti… Wallahualam bissawab…
Komentar
Posting Komentar